Rabu, 15 Juni 2011

Profil Cafe Halaman


 
Café yang berdiri sejak tanggal 23 November 1999 ini, menawarkan suasana yang berbeda dengan café lainnya. Sesuai dengan slogannya “ feels like second home” setiap tamu akan merasakan suasana keakraban dan kenyamanan dengan suasana yang diberikan. Apalagi mayoritas pengunjung adalah kalangan remaja dan keluarga sangat cocok memilih Café Halaman sebagai tempat tujuan.Pada tahun 1999 letaknya pada tanggal 23 November, yang diawali dari music KSP (Kelompok Suara Parahyangan) sering kali mengajak teman-temannya untuk makan malam setelah latihan, tetapi seringkali terbentur pada jam buka tempat makan yang kebanyakan hanya buka sampai jam 10 malam, padahal seringkali inginnya makan pada jam-jam malam.
Lama kelamaan timbul sebuah ide untuk membuka sebuah café atau restaurant yang buka dari sore sampe larut malam bahkan 24 jam jika hari libur,atas ide Bapak Lucky yang mengajak teman-teman terdekatnya untuk bergabung bersama didalam pembentukan café ini yang terdiri dari Ibu Sri Yuni Kuntari, Bapak Adjie Soetama,Bapak Marthin Saba, Ibu Ucy Amyrtha. Dengan latar belakang yang berbeda-beda dan masing-masing memberikan kontribusi yang sangat besar didalam terbentuknya seluruh sistem café ini. Café ini sengaja diberi nama Café Halaman karena selain mudah diingat juga karena lokasi café ini sendiri terletak di halaman sebuah rumah yang memiliki sejarah tersendiri bagi kota Bandung yaitu salah satu rumah tertua di kota Bandung yang tidak boleh di gusur atau dihancurkan. Maka café ini sengaja dibuat unik dan asri sesuai konsep rumahnya dan berlokasi strategis di tengah kota Bandung sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah dan bisa menjadi ‘Meeting Point’. Café Halaman yang beralamat di Jl. Tamansari 92.
Café Halaman terus melakukan banyak inovasi, untuk terus menerus memberi kepuasan bagi para pengunjung Café Halaman baik dari segi produk, pelayanan dan fasilitasnya.Salah satu fasilitas yang menarik adalah HOT SPOT, para pengunjung bebas mengakses internet sambil menikmati sajian khasnya. Satu lagi keistimewaan bagi para pengunjung yang kebetulan berulang tahun akan diberikan privilege berupa gratis makan dan minum, hanya dengan menunjukan tanda pengenal saja. Sepuluh tahun sudah perjalanan Café Halaman ini yang telah berkontribusi di Bandung dengan menawarkan jasanya agar mampu memberikan kepuasan serta kemewahan pada setiap wisatawan asing maupun wisatawan dalam negeri saat ini. Perkembangan Café Halaman sangat pesat dengan membuka cabang baru di Bandung juga letaknya di salah satu tempat hiburan di Bandung yaitu Paris Van Java dengan kepemilikkan yang berbeda dengan nama pemilik yaitu Pongki Barata dan Sophie Navita yang merupakan artis ibu kota ternama. Mereka berdua membuka cabang Café Halaman atas rujukan salah satu teman mereka, bahwa Café Halaman merupakan café yang memiliki kelebihan diantara café yanglain di Bandung ini. Akhirnya, mereka berdua berusaha membujuk Lucky agar terjalinnya hubungan kerjasama dalam bisnis Café Halaman ini.

Mari Mengenal Imam Mahdi

Hadits:
Dari Abdullah, Nabi S.A.W bersabda:
"Jika umur dunia tinggal sehari saja niscaya ALLAH SWT akan memanjangkan hari itu hingga bangkit padanya seorang lelaki dari keturunanku atau dari kaum keluargaku, yang namanya seperti namaku dan nama bapaknya menyerupai nama bapakku, dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kesaksamaan sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi dengan kezaliman dan kekejaman". (Hadits Riwayat Abu Daud dan Tarmizi).
Ada banyak hadis sejenis dengan kualitas shahih, tidak saya tuliskan di sini. Sekarang mari kita lihat bersama silsilah orang yang dikatakan oleh Abuya Ashaari Muhammad sebagai bakal Imam Mahdi yang akan datang sebentar lagi: Muhammad bin Abdullah As Suhaimi.

MUHAMMAD (As Suhaimi) bin ABDULLAH bin Umar bin Abdurrahim bin Abdul Karim bin Muhyiddin bin Nuruddin bin Abdul Razak (Al Madani) bin Hassan bin Ali bin Ahmad bin Abu Bakar (Asy-Syaibani) bin Muhammad (Asadullah) bin Hassan (At Turabi) bin Ali bin Muhammad (Al Faqih) bin Ali bin Muhammad (Shahibul Mirbat) bin Ali (Khali') bin Alawi (Ats-Tsani) bin Muhammad bin Alawi (Al Awwal) bin Ubaidullah bin Ahmad (Al Muhajir) bin Isa (Ar Rumi) bin Muhammad (An Naqib) bin Ali (Al Aridhi) bin Ja'far (Ash Shadiq) bin Muhammad (Al Baqir) bin Ali Zainal Abidin bin Sayidina Husain r.a bin Sayidina Ali k.m.w + Sayidatina Fatimah r.a bin MUHAMMAD S.A.W

Namanya persis nama Rasulullah S.A.W dan nama bapaknya persis nama bapak Rasulullah S.A.W. Yang di dalam kurung adalah gelaran setelah dewasa. Tanda "+" berarti "menikah".
Dari silsilah ini nampak bahwa Muhammad bin Abdullah As Suhaimi adalah seorang Sayid (keturunan Sayidina Husain r.a) dan tentu saja adalah keturunan Baginda Rasulullah S.A.W. Sepuluh generasi di atas beliau adalah Sayid Abu Bakar Asy-Syaibani yang merupakan seorang pendiri kabilah. Keturunan Sayid Abu Bakar Asy-Syaibani di Nusantara ini disebut Bani Syaibani atau Basyiban atau di-Jawa-kan fam-nya "Baseban".

Muhammad As Suhaimi atau lengkapnya Sayidi Syeikh Muhammad bin Abdullah As Suhaimi telah dilahirkan pada 1259 H/1843 M di Sudagaran Wonosobo. Kakek Muhammad As Suhaimi, yaitu Umar Sutodrono adalah salah seorang panglima Pangeran Diponegoro. Makam beliau (Sayid Umar) terdapat di Kaligintung Wonosobo. Gelaran "Sutodrono" didapat beliau setelah menjadi panglima tentara di Jawa. Sayid Umar dikaruniai 6 orang putera. Yang bungsu bernama Abdullah. Sayid Abdullah setelah dewasa menetap di daerah Sudagaran di Wonosobo. Beliau menikah dengan AMINAH yang masih keturunan Rasulullah S.A.W dari Sayidina Hassan. Dari perkawinan ini lahirlah Muhammad. Awalnya adalah Sayid Abdurrahim dan puteranya Sayid Umar yang berhijrah dari Hadhramaut ke Tanah Jawa beberapa tahun menjelang Perang Diponegoro meletus. Ketika perang dimulai, segera saja Sayid Umar memilih berpihak kepada Pangeran Diponegoro yang, bukan saja Islam, tetapi juga pengamal Tareqat Naqsyabandiyah (Sayid Umar sendiri adalah seorang pengamal Tareqat Alawiyah). Pangeran Diponegoro pun mengangkatnya sebagai salah seorang panglima. Setelah perang Diponegoro selesai, Sayid Umar menyingkir ke daerah Kaligintung di luar kota Wonosobo dan membuat perkampungan di sana.

Lulur Vivelle

Yang namanya Perempuan biasanya seneng memanjakan diri dan merawat diri. Saya punya kebiasaan pergi ke Nadhira Rumah Lulur di Jalan Venus Raya No.30 Metro-Bandung untuk luluran, facial dan creambath. Asiknya di Nadhira, harganya terjangkau banget. Hehehehe....
Biasanya paket lulur + f acial + creambath harganya sekitar Rp. 110.000 - 125.000.,asikk kaaan??. Udah gitu macem2, ada paket lulur, paket coklat, rempah, susu, dll.
Tapinya..akhir2 ini saya coba luluran sendiri di rumah. Soalnya udah rada enggak pernah ada waktu lagi untuk ngerawat diri. Dengan sehari – hari udah padet banget jadwalnya dengan kuliah dan So tugas kuliah pun numpuk..!! Biasanya saya pake Sekar Jagat alpukat atau yang strawberry...(enak banget ya!!) harganya Rp. 9.250 di toserba Griya.. (termurah di Bandung kayaknya..).
Namuuuunnn...iseng2 pgn coba merk lain, karena Sekar Jagat ini saya satu kemasan yg 100 gr sekali pakai habis...^_^... Di supermarket deket rumah, nemu lah ini merk ini:
 
lulur Vivelle yang green tea..murah banget cuyyyy Rp. 9000 an buat 250ml.. :) Setelah dicoba, emang enaaaakkkk (emangnya makanan enak.. hahahah..)...wanginya enak...teksturnya juga lembuuuttt..
Ya.. buat coba luluran sendiri di rumah oke lah....tapi pengeen juga ya panggil terapist spa untuk anak kuliahan yang sibuk dengan tugasnyaa :)

Sosial Budaya


Kebudayaan sebagai Peradaban 

Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

  Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (High Culture) oleh Edgar Degas.

Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan". 
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature).